Dalam dunia bisnis, kewirausahaan sering kali diagungkan sebagai jalan menuju kekayaan, kebebasan, dan kesuksesan yang tak terhitung. Namun kenyataan pahitnya adalah bahwa berwirausaha bukan untuk semua orang. Tingkat kegagalan yang tinggi, tuntutan akan segudang keterampilan, dan dampaknya terhadap kesehatan mental menjadikan perjalanan ini penuh tantangan dan hanya sedikit orang yang benar-benar siap menghadapinya.
Mari kita atasi permasalahan yang ada – tingkat kegagalan startup yang sangat mencengangkan. Menurut berbagai penelitian, hingga 90% startup gagal. Statistik ini saja sudah cukup untuk membuat para calon pengusaha berhenti sejenak. Memulai sebuah bisnis ibarat menjelajahi ladang ranjau, dengan banyak sekali rintangan yang menunggu untuk menghadang bahkan para pendiri yang paling berpengalaman sekalipun. Mulai dari fluktuasi pasar dan persaingan yang ketat hingga tantangan yang tidak terduga, jalan menuju kesuksesan penuh dengan bahaya.
– Iklan –
Selain itu, permintaan akan keterampilan menyeluruh juga merupakan hambatan besar bagi pendatang baru. Pengusaha sukses tidak hanya ahli dalam produk atau layanan mereka; mereka harus mahir dalam pemasaran, keuangan, penjualan, operasi, dan banyak lagi. Harapan untuk memiliki banyak jabatan bisa sangat besar, terutama bagi mereka yang unggul dalam bidang tertentu tetapi tidak memiliki keahlian luas yang diperlukan untuk menjalankan bisnis yang sukses. Tidak semua orang dapat dengan mudah beralih antara peran pemimpin visioner, ahli keuangan, dan guru pemasaran.
Juga Membaca: Perguruan Tinggi di Kaca Spion: Menavigasi Keterputusan di Era Industri 4.0
– Iklan –
Dampak mental dari kewirausahaan mungkin merupakan aspek yang paling sedikit dibicarakan namun paling penting. Tekanan yang terus-menerus, ketidakpastian, dan ketakutan akan kegagalan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental seorang wirausaha. Jam kerja yang panjang, tekanan finansial, dan tanggung jawab mengelola tim semuanya berkontribusi terhadap tingkat stres yang tinggi. Ketakutan akan kegagalan bisa melumpuhkan, menyebabkan kelelahan dan, dalam beberapa kasus, masalah kesehatan mental yang parah.
Pengusaha sering kali mendapati diri mereka berada dalam emosi yang naik turun, mengalami titik tertinggi dan titik terendah. Ketakutan akan kegagalan dapat mencakup segalanya, tidak hanya memengaruhi bisnis tetapi juga hubungan pribadi. Fokus intens yang diperlukan untuk membangun bisnis dapat menyebabkan pengabaian aspek kehidupan lainnya, yang mengakibatkan renggangnya hubungan dengan keluarga dan teman. Dampak buruk terhadap kesehatan mental bukan hanya perjuangan individu; itu meluas ke orang-orang yang dekat dengan pengusaha.
– Iklan –
Selain itu, tekanan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan narasi kewirausahaan dapat menambah tekanan. Ada harapan tak terucapkan bahwa kesuksesan harus diraih dengan cepat, dan kegagalan bukanlah suatu pilihan. Tekanan untuk menampilkan kesuksesan dapat menyebabkan pengusaha menginternalisasi perjuangan mereka, sehingga memperburuk masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Membuka Sumber Awet Muda: Pencarian Dr. Arindam Chaudhuri untuk Hidup Sehat Selamanya